Lagu “Exile” yang dipopulerkan oleh Taylor Swift dan Bon Iver, dirilis pada tahun 2020 dan menjadi salah satu lagu yang paling banyak didengarkan di seluruh dunia.
Namun, dibalik liriknya yang indah, terdapat sisi gelap yang jarang diperhatikan.
Baca juga Kontinuitas Naratif Antara The Shining dan Doctor Sleep
Dalam lirik lagu “Exile,” terdapat penggunaan metafor yang cukup dalam. Metafor ini digunakan untuk menceritakan kisah dua orang yang telah berpisah, dan kini keduanya merindukan satu sama lain.
Dalam lagu tersebut, Taylor Swift dan Bon Iver berbicara tentang bagaimana seseorang merasakan kesepian dan kekosongan setelah putus cinta.
Namun, di balik cerita cinta yang sedih ini, ada lirik yang terkesan menyeramkan dan mengarah pada sisi gelap lagu “Exile.”
Sebagai contoh, dalam lirik “I can see you starin’, honey, like he’s just your understudy” Taylor Swift menggunakan metafora teater untuk menggambarkan kecemburuan dan rasa sakit hatinya.
Namun, metafor ini juga bisa diartikan sebagai penglihatan yang obsesif dan menyeramkan.
Selain itu, lirik “I think I’ve seen this film before, and I didn’t like the ending” juga terkesan menyeramkan.
Dalam metafora ini, Taylor Swift menyatakan bahwa ia telah mengalami kejadian yang sama sebelumnya dan menunjukkan bahwa putus cinta telah membuatnya merasa sakit dan kecewa.
Namun, metafora ini juga bisa diartikan sebagai penindasan mental dan siklus kekerasan yang sulit dihentikan.
Lirik “You’re not my homeland anymore, so what am I defendin’ now?” juga terkesan menyeramkan dan membawa nuansa politis.
Dalam lirik tersebut, Taylor Swift menggambarkan bagaimana seseorang bisa merasa kehilangan identitas setelah putus cinta dan merasa tidak memiliki tempat yang mereka sebut rumah.
Namun, metafora ini juga bisa diartikan sebagai hilangnya kedaulatan dan identitas negara yang seringkali terjadi pada masa peperangan.
Dalam lirik “I’m not your problem anymore, so who am I offending now?” Taylor Swift menunjukkan bagaimana seseorang bisa merasa diabaikan dan tidak dihargai setelah putus cinta.
Namun, metafora ini juga bisa diartikan sebagai ketidakadilan sosial dan diskriminasi yang seringkali terjadi dalam masyarakat.
Dari sisi musikal, “Exile” juga memiliki nada yang suram dan gelap, yang menambah kesan menyeramkan dari liriknya.
Dengan perpaduan vokal Taylor Swift dan Bon Iver yang menyanyikan lirik yang terkesan menyedihkan dan penuh dengan rasa sakit, “Exile” menjadi sebuah lagu yang cukup menggugah perasaan.
Secara benang merah, lagu “Exile” dari Taylor Swift dan Bon Iver, sebenarnya memiliki sisi gelap yang seringkali terabaikan.
Dalam liriknya terdapat penggunaan metafora yang terkesan menyeramkan dan membawa nuansa politis dan sosial yang dapat memberikan makna yang lebih dalam.
Lagu ini juga memiliki nada yang suram dan gelap, yang memperkuat kesan menyeramkan dari liriknya.
Namun, sisi gelap lagu “Exile” juga bisa diartikan sebagai perwujudan dari rasa sakit dan kehilangan yang dirasakan setelah putus cinta.
Dalam metafora yang digunakan, Taylor Swift dan Bon Iver berhasil menggambarkan perasaan yang mendalam dan kompleks dalam kisah cinta yang sedih.
Dengan menggunakan lirik yang kuat dan nada yang menyayat hati, “Exile” berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang perasaan kesepian, kehilangan identitas, dan diskriminasi sosial.
Sebagai seorang artis, Taylor Swift terkenal dengan kemampuan untuk menggabungkan musik dan lirik yang kuat untuk menciptakan lagu-lagu yang menggugah perasaan.
Dalam lagu “Exile,” ia berhasil membawa nuansa yang lebih dalam dan menggali sisi gelap dari pengalaman putus cinta.
Dengan cara ini, Taylor Swift berhasil menciptakan lagu yang tidak hanya indah di telinga, tetapi juga memberikan makna yang kuat bagi pendengarnya.
Baca juga Aspek Sosial dan Kultural dalam Film Lady Bird yang Menginspirasi
Dalam kesimpulannya, lagu “Exile” dari Taylor Swift dan Bon Iver, menggali sisi gelap dari pengalaman putus cinta melalui penggunaan metafora yang terkesan menyeramkan.
Liriknya memberikan makna yang lebih dalam tentang kesepian, kehilangan identitas, dan diskriminasi sosial.
Dengan perpaduan vokal dan nada yang suram, “Exile” menjadi sebuah lagu yang mampu mengantarkan para pendengarnya untuk menggali, menjelajahi, perasaan sakit dan terasing.
Selain itu, “Exile” juga berhasil memberikan pesan yang kuat tentang rasa sakit dan kehilangan dalam kisah cinta yang sedih.